Suara.com - Sebanyak 1.000 personel TNI dikerahkan dalam penanganan gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para anggota TNI dikerahkan langsung ke lokasi guna membantu warga yang terdampak.
"Sampai pagi tanggal 22 November 2022, sekitar 1000 orang prajurit dari satuan-satuan TNI AD terdekat seperti Yonif Raider 300, Yonarmed-5 dan Kodim 0608 Cianjur telah digerakkan," kata Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari lewat keterangannya, Selasa (22/11/2022).
Selain menurunkan ribuan personel, TNI AD juga mengerahkan sejumlah bantuan dengan mendirikan posko-posko.
"Hari ini akan digerakkan lagi satuan-satuan pelayanan untuk membantu penanganan lanjutan seperti satuan Kesehatan, Bekang untuk mendirikan dapur umum serta Zeni," ujar Tohari.
Baca Juga: Gempa Cianjur Jadi Bahan Tertawaan Anggota DPR RI, Netizen Emosi: Orang Tidak Punya Kapasitas!
Gempa magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) kemarin. Dilaporkan 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka, serta mengakibatkan banyak bangunan rusak.
Getaran gempa terasa hingga ke kawasan Jabodetabek. Di Jakarta sempat membuat masyarakat panik, khususnya mereka yang berada di gedung-gedung tinggi.
BMKG Ingatkan Potensi Longsor dan Banjir Bandang
Sebelumnya Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan seperti lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai mewaspadai banjir bandang dan longsor.
Gempa yang terjadi membuat struktur lereng perbukitan menjadi rapuh dan semakin membahayakan dengan intensitas hujan yang akan turun.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," kata Dwikorita dalam keterangan Selasa (22/11/2022).
Dwikorita juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo," ujarnya.